Wednesday 18 January 2017

#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge, Day #01.

Kekasih Dambaan untuk Calon Pendamping Hidupku
Kampus Fiksi
Kali ini aku mencoba untuk ikutan sebuah tantangan dari kampusfiksi mulai hari ini dengan tema pertama adalah tipe kekasih dambaan, cukup miris jika berbicara mengenai kekasih sebenarnya karena sampai sekarang aku selalu gagal untuk menjalin hubungan dengan satu wanita pun yang bisa disebut kekasih.
Kalau ditanya tipe wanita yang paling didambakan untuk dijadikan seorang kekasih, ada baiknya menceritakan kisah perjalanan cinta yang mulai tumbuh semenjak diriku duduk dibangku menengah pertama. Dilihat dari umur ketika menginjak sekolah menengah pertama maka bisa dikatakan masa remaja, disinilah aku pertama kali merasakan jatuh cinta namun tetap saja namanya cinta monyet.
Wanita ini adalah teman sekelasku, awal-awal mungkin tidak begitu perduli karena sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan tentang masalah percintaan. Namun saat mata pelajaran kesenian kami disuruh untuk menyanyikan lagu nasional satu-persatu, tampa disengaja kami berdua menyanyikan lagu yang sama dari situ aku merasa ada sesuatu yang bisa disatukan antara kami berdua entah apakah itu.
Walaupun kami selalu tidak sependapat dalam berbagai hal jika didalam kelas dan sering bergejolak, namun hal itu membuatku semakin suka mendengarkan omelannya, raut wajahnya, tingkah lakunya, segala hal tentangnya. Akan tetapi saya tidak memiliki nyali untuk mengungkapkan perasaan yang ada didalam hati ini, sampai pada tersiar desah-desuh kabar bahwa dirinya sudah memiliki pacar. Dari itu saya mulai pasrah dan tak berani mendekatinya hingga kami lulus dan lanjut ke jenjang pendidikan berikutnya.
Masuk ke kisah perjalanan cinta jaman SMA yang katanya jaman nya pertengahan antara remaja dan dewasa, masa SMA ini lebih memilukan daripada sebelumnya. Kalau ada yang mengatakan jatuh cinta pada pandangan pertama itu indah, akulah satu diantara nya karena aku beranggapan bahwa cinta datang dari mata turun kehati begitulah kira-kira.
Aku jatuh cinta pada pandangan pertama kepada kakak kelas yang baru pindah ke sekolah kami pada pertengahan semester. wanita berkacamata, badan agak sedikit berisi tidak langsing amat, senyumnya yang menyejukkan hati. walaupun aku sedikit minder karena cuma bisa sekolah menggunakan sepeda kadang jalan kaki kalau sepeda rusak tapi jarak rumah ke sekolah tidak begitu jauh cuma 10 sampai 15 menit tidak begitu berat untuk diriku yang sudah terbiasa jalan kaki jarak jauh.
Sementara dirinya dijemput menggunakan mobil dinas orang tuanya, seperti kisah puteri raja dan rakyat jelata yang tidak akan pernah bersatu. Ya, memang benar adanya. tapi cukuplah dengan melihat senyumnya membuat hati ini bahagia tanpa harus memiliki. Sampai pada waktu kenaikan kelas aku tak pernah melihatnya lagi karena dia ternyata pindah sekolah lagi ke kota yang jauh, sehingga pupus sudah harapan.
Namun aku harus tetap melanjutkan perjalanan hidup ini yang masih panjang, karena hobiku olahraga dan sering bersepeda klub sepeda balap yang ada dikotaku mengajak untuk bergabung sebagai atlit sepeda. Dimulai lagi lah kisah perjalanan cintaku yang gagal berikutnya, memang begitu lah keadaannya sampai sekarang. Karena setiap sore hari aku latihan sepeda mengitari jalanan kota dan selalu melewati rute yang sama beberapa kali, saat melewati sebuah lapangan tenis terlintas dalam penglihatanku seorang wanita muda yang sedang latihan tenis dengan beberapa orang lainnya.
Kalau dikatakan jatuh cinta pada pandangan pertama lagi mungkin tidak ya, karena udah keseringan lalu lalang jadi rasa penasaran dan ketertarikan itu muncul. Mulai lah aku mencari tahu nomor handphone nya dan setelah dapat langsung lah aku mulai berkenalan dan membahas berbagai macam hal yang sebenarnya  tidak begitu penting untuk dibahas. Sampai pada suatu ketika aku mengirim pesan kepadanya bahwa aku menyukainya, namun jawabanya cukup mengecawakan dan tanpa kepastian hingga komunikasi kami terputus untuk beberapa waktu.
Sampai pada awal masuk dunia perkuliahan dan merantau, aku mencoba untuk mengirim pesan lagi kepadanya dan ternyata dibalasnya membuatku cukup girang karena bisa berkomunikasi lagi dengan nya. Namun kekecewaan itu kembali muncul bahwa dirinya sudah memiliki pacar sehingga aku harus mundur dan tak ingin merusak hubungan orang, walau hati tak menginginkannya. 
Mungkin itu kisah perjalanan kegagalan cinta yang terakhir sampai saat ini menginjak akhir masa studi kuliahku, belum ada seorang wanita yang ingin terlalu aku dekati lagi. Namun aku sudah menetapkan kriteria yang benar-benar akan aku pertahankan hingga menjadi pendamping hidupku sampai akhir hayat. Tidak terlalu muluk yang penting bisa menjaga akidah dalam islam minimal berkerudung, saya sangat suka wanita berkacamata entah mengapa terlihat lebih menarik dan lucu, penampilan nya sederhana tidak terlalu ikut-ikutan tren tampil seadanya yang penting enak dipandang, yang terakhir pasti bisa menerima apa adanya diriku dan mau berjuang bersama tanpa mengandalkan harta warisan orang tua.
Inilah kisah perjalanan kegagalan cinta yang aku alami yang tak pernah aku beritahu siapapun dan baru kali ini aku menulis kisah hidup yang sangat aku rahasiakan sekali karena menyangkut perasaan dan hati cukup Allah dan aku saja yang tahu, jodoh sudah ditakdirkan jadi seberapa pahitnya kisah kita dimasa lampau pasti akan bertemu dengan seseorang yang tepat sesuai dengan ketetapan Allah SWT. (Ar_T, 18/01/2017)

No comments:

Post a Comment

#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge, Day #07

Hari ketujuh di 10 Days Writing Challenge bersama @KampusFiksi, tidak terasa sudah melewati enam tantangan sebelumnya walaupun dih...