Tuesday 24 January 2017

#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge, Day #07




Hari ketujuh di 10 Days Writing Challenge bersama @KampusFiksi, tidak terasa sudah melewati enam tantangan sebelumnya walaupun dihari lima dan enam terlambat nulis karena memang waktu yang tidak memungkinkan. Pada hari ketujuh ini temanya adalah tulis lah tulisan yang dapat membuatmu merasa kuat, kalau saya deskripsikan semacam motivasi hidup agar tetap tegar menjalani setiap segi kehidupan yang fana ini.
Prinsip yang saya penggang dalam menjalani hidup adalah berbuat saja dahulu soal hasilnya serahkan kepada Allah, tidak perlu memikirkan kegiatan ini tak berguna atau tidak menghasilkan apa-apa. Karena saya percaya hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha yang telah kita lakukan dengan tulus dan penuh semangat.
Lelah pasti menghampiri setiap manusia, akan tetapi saya punya cara untuk menghilangkan lelah yang tengah melanda dengan cara mendengarkan sebuah lagu rock dan ikut menyanyikan nya dengan penuh semangat sehingga tenaga balik lagi. Karena semangat harus kita ciptakan sendiri dengan cara dan bentuk apapun, bukan hanya dengan omongan belaka. Action yes, thinking yes... (Ar_T 24/01/17)

#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge, Day #06




Masuk ke tantangan dihari ke enam ini yang bertemakan mengenai menceritakan tentang hal di mana kamu pernah membanggakan sesuatu sementara orang lain justru meremehkannya, ini sepertinya cerita yang sering saya alami dalam kehidupan sehari-hari bagaimana menjadi beda atau antimainstreme sesuatu hal yang diremehkan bahkan dianggap konyol dimata masyarakat yang cenderung rasional.
Sesuatu yang saya banggakan itu adalah ibu saya sendiri yang bekerja sebagai petani dan berkebun, kadang-kadang juga memulung sampah yang bisa dijual kepada mamang pemulung barang bekas. Suatu pekerjaan yang diremehkan oleh orang-orang, namun dari hasil kerja keras tersebut saya bisa kuliah, bisa ikut berbagai kegiatan nasional yang menghantarkanku menjadi satu-satunya dikeluarga yang sering naik pesawat, bahkan bisa dapat kesempatan berkunjung ke dua negara tetangga kita yaitu Malaysia dan Singapura.
Saya selalu merasa bangga mengantarkan ibu saya pergi berladang dengan tas ambingnya yang terbuat dari rotan dan baju yang lusuh, saya selalu bangga dengan kerja kerasnya menjadi tulang punggung keluarga setelah bapak saya meninggal pada awal tahun 2015 lalu. Tak pernah terdengar kata mengeluh dari bibirnya walau kadang terlihat jelas dari raut wajahnya yang sudah tampak lelah dan menua, mengangkat beban  berat di punggungnya naik turun bukit.
Saya tak bisa mendiskripsikan lagi dalam kata-kata sosok seorang ibu yang sungguh luar biasa dalam kehidupan saya, dan saya berharap bisa membahagiakannya dimasa tuanya dan selalu menjadi kebanggaan keluarga. Terakhir I LOVE  EMAK ........... (Ar_T 24/01/17)

#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge, Day #05




Sebelumnya mohon maaf karena tema yang kelima ini seharusnya kemarin tapi saya menyelesaikan dihari keenam dikarenakan jadwal yang sangat padat sampai tengah malam, membuat saya tidak bisa menulis pada hari kelima. Pada tantangan hari kelima ini adalah berkaitan dengan 3 buah film yang paling berkesan buat saya, walaupun semua film memiliki makna yang tersirat didalamnya yang patut diambil pelajaran.
Saya sudah mendapatkan 3 buah judul film yang menurut saya berkesan baik itu dari segi konsep cerita maupun penyampaiannya kedalam sebuah karya berbentuk film, merupakan suatu bentuk seni yang perlu diapresiasi keberadaannya. Baiklah, saya langsung saja dengan 3 film yang paling berkesan buat saya beserta alasannya :
1.      “Single”, film hasil karya komika dan penulis terkenal saat ini yaitu Raditya Dika berhasil membuat saya merasa benar-benar terbawa dalam cerita yang dikemas dengan penuh komedi dan tentunya sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Bukan hanya karena saya juga single tapi tampil apa adanya sesuai dengan keinginan kita tanpa ada paksaan dari siapapun memberikan kita pengalaman mana wanita yang benar-benar tulus mencintai dengan tidak.
2.      “Transcendence”, film yang ditulis oleh Jack Paglen ini menceritakan bagaimana pesatnya perkembangan teknologi internet sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia dimasa mendatang. Kisah yang paling menarik bagi saya adalah bagaimana setianya seorang istri terhadap suaminya yang sudah sekarat karena terkena virus mematikan dan demi menginginkan suaminya tetap hidup, dia dibantu seorang sahabatnya melakukan yang namanya Transcendence terhadap otak suaminya kedalam sebuah komputer yang terkoneksi kedalam internet. Apapun yang dilakukan manusia kematian tidak bisa dihindari dan ciptaan tuhan tidak bisa buat oleh manusia, diakhir film ia harus merelakannya dan mati bersamanya.
3.      “Standby Me, Doraemon”. Mungkin ini adalah sebuah film animasi yang bisa menguras air mata jika kita mendalami karakter si nobita yang merupakan anak yang pemalas dan tidak bisa diandalkan, namun setelah kedatangan Doraemon hidupnya berubah menjadi lebih baik. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, penggambaran yang cukup ciamik menurut saya bagaimana kisah ini tidak hanya sekedar persahabatan melainkan menyangkut mengenai perasaan yang tak ingin berpisah dari seseorang yang sebenarnya sangat menyebalkan tapi dapat membuat kita bahagia. (Ar_T 24/01/17)

Saturday 21 January 2017

#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge, Day #04




Pertemuan pertama dengan dirinya, tantangan dihari keempat ini menurut saya mengingatkan kita kepada hal yang membuat hati kita dak dik duk der dikala itu. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, begitulah kehidupan tidak ada yang bisa menyangkalnya. Tapi berbicara mengenai pertemuan pertama dengan seseorang yang kita sukai adalah seperti sebuah sejarah yang tersimpan didalam memori dan kalau bisa diceritakan kepada anak dan cucu kelak.
Kala itu, saat kulalui jalan
Derap langkah, terburu terpacu hujan
Mata ini tak akan lupa, pandaran sinar matanya
Tetes kecil jatuh deras dari tebing mata
Hening sunyi, dasar sedih yang tiada bertepi
Riak yang tak tahu arah, ujung tenang selalu dinanti
Aku hilang dalam lautan tatapanmu yang tak lagi ku kenal
Kau mengalunkan semua senyuman
Tapi aku tak merasa tenang
Tapi aku tak merasa tentram
Tapi aku tak merasa nyaman
Seperti kala itu...
(Owndris – Kala Itu)
Lirik lagu diatas sama persis seperti apa yang saya alami saat ini, kala itu sungguh sangat berarti dan beruntungnya bisa bertemu dengan sosok wanita sepertinya. Sebelumnya juga sudah saya tulis di tantangan sebelumnya kalau saya sempat masuk menjadi tim sepeda balap di kota saya, dari bersepeda inilah saya bertemu dirinya pertama kali.
Sore itu seperti biasa sehabis sholat ashar saya harus bergegas mengganti pakaian untuk latihan sepeda dan mengisi botol air minum, tidak lupa headset terpasang ditelinga serta helm sepeda dan kacamata sebagai pelindung kepala dan mata saat berkendara. Cuaca diluar sangat terik sekali dengan pancaran sinar mentari jingga yang hampir menuju ufuk barat, rute pertama saya adalah tanjakan bukit yang cukup tinggi dengan kemiringan sekitar 50-60 derajat dan panjang berkisar 300-an meter cukup lelah diawal tapi bisa langsung meningkatkan semangat untuk mengayuh pedal sepeda di rute berikutnya yang datar.
Saat melewati akhir lintasan kota yang berbentuk budaran, terdapat sebuah lapangan tenis yang persis berada di pinggir jalan utama yang selalu saya lalui untuk latihan. Pemandangan yang berbeda saat itu terlihat cukup ramai didalam lapangan tersebut, terdapat beberapa anak kecil sedang berlatih memukul dengan diawasi seorang pelatih didepan nya. Diputaran pertama saya belum melihat ada yang terlalu menarik perhatian, namun saat putaran kedua muncul seorang wanita yang ikut bergabung untuk berlatih bersama-sama anak-anak yang sudah dulu memukul-mukul bola tenis.
Tubuhnya tidak terlalu tinggi, cukup berisi, rambutnya yang panjang diikat kebelakang dengan poni pendek didepan mengalihkan pandangan saya saat itu untuk melirik lebih lama, namun saat tatapan saat terasa ketahuan saya langsung meluruskan pandangan kejalan. Begitu seterusnya hingga waktu senja tiba dengan suara adzan maghrib mengharuskan saya segera kembali kerumah.
Itulah pertemuan saya dengan dirinya yang setengah kisahnya sudah saya tuliskan di tema tantangan hari sebelumnya, sekarang saya akan sedikit bercerita fakta diakhir kisah ini dengan detail sebagai ending dari tulisan ini. Sebenarnya sekalipun saya belum pernah untuk berbicara secara langsung dengan nya dan untuk pertama kalinya saya bertatap langsung dan berbicara dengan ketika masa pertengahan kuliah saya dan dia sebagai junior saya.
 Mungkin sangat memilukan sekali, bertemu pertama kali di lapangan tenis dan perpisahan terakhir pun di lapangan tenis. Saat saya ingin ikut latihan tenis bersamanya walaupun sebenarnya saya juga ada latihan basket saat itu tapi pilihan pergi ke lapangan tenis itu lah pilihan saya, seandainya hal ini tak pernah terjadi mungkin saya tak akan pernah ngobrol secara langsung dengannya.
Beberapa waktu setelah itu saya pun tahu bahwa ia sudah memiliki kekasih yang ternyata satu gang dengan rumah saya, sejak saat itu saya ikhlas melepasnya dan tak ingin mengingat bahwa hati ini pernah ingin memilikinya. Bukan akhir yang diinginkan, tapi tuhan adalah sang sutradara yang adil entah dengan siapa kelak dipertemukan sebagai pendamping hidup yang sebenarnya dan yang pasti saya selalu bersyukur atas semua ini. My life is abstrack art (Ar_T 21/01/17)  

Friday 20 January 2017

#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge, Day #03




Kali ini memasuki hari ketiga dengan tema tantangan berikutnya yaitu 5 hal ingin dicapai pada tahun ini, sebenarnya banyak hal yang ingin dicapai pada tahun ini berhubung tantangan nya cuma 5 saja jadi saya bagi dalam beberapa kelompok. Ada pepatah mengatakan gantungkan cita-citamu setinggi bintang dilangit, jadi tidak mengapalah banyak impian yang ingin dicapai.
Pencapaian pertama yang ingin saya raih adalah dalam bidang pendidikan, sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sudah masuk tahun ke lima tentunya hal yang ingin sekali diraih adalah menambah gelar dibelakang nama. Sebenarnya bukan tanpa alasan mengapa saya tidak bisa lulus tepat waktu yang seyogyanya adalah 4 tahun, namun karena saya harus menunda untuk bisa belajar bahasa perancis agar cita-cita mendapat beasiswa S2 ke perancis dapat terwujud.
Pencapaian kedua yang ingin saya raih adalah dalam bidang olahraga, bisa mengikuti sebuah ajang marathon nasional atau internasional di luar pulau adalah impian yang ingin saya capai tahun ini. Beberapa list ajang marathon yang selalu dilaksanakan tiap tahun di Indonesia akan menjadi incaran saya sesuai dengan budget yang bisa saya kumpulkan nantinya.
Pencapaian ketiga yang ingin saya raih adalah menyangkut hobi saya sebagai fotografer, sebelumnya saya sudah memiliki kamera DSLR yang layak untuk menyalurkan hobi saya tersebut. Akan tetapi karena sesuatu hal kamera tersebut hilang dan kini saya tak bisa menyalurkan hobi fotografi saya secara maksimal. Saya berharap dapat menabung uang untuk membeli kamera baru sebagai pengganti kamera yang sudah hilang.
Pencapaian keempat yang ingin saya raih adalah bisa traveling keliling kalbar dan bisa menulisnya kedalam blog saya ini sehingga orang-orang bisa mengenal kalbar secara menyeluruh bukan hanya Pontianak dan Singkawang saja yang diketahui masyarakat tapi masih banyak tempat yang indah di kabupaten lainnya yang ada di kalbar.
Pencapaian kelima yang ingin saya raih adalah bisa membentuk komunitas lingkungan ditanah kelahiran saya yaitu kabupaten sanggau, bisa menjaga pelesatarian lingkungan kampung halaman sendiri adalah pencapaian yang ingin sekali saya wujudkan secepatnya agar wilayah kabupaten sanggau dapat diselamatkan dari bahayanya kerusakan lingkungan yang semakin menjadi-jadi belakangan ini. Alam menyediakan segala yang kita inginkan jadi dengan menjaga alam agar tetap asri adalah upaya kita dalam bertahan hidup, bukan dengan merusaknya dan menggerus hasil alam tanpa ada langkah pelestariannya. Save our earth, save your life. (Ar_T 20/01/17)

#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge, Day #07

Hari ketujuh di 10 Days Writing Challenge bersama @KampusFiksi, tidak terasa sudah melewati enam tantangan sebelumnya walaupun dih...